Apa shalat sunah istisqa ? shalat sunah istisqa yakni shalat untuk memohon hujan dari Allah SWT. Shalat sunah istisqa itu hukumnya adalah sunah bagi orang yang muqim (menetap), dan juga bagi orang yang bepergian ketika membutuhkan, sebab terputusnya hujan atau terputusnya sumber air, dan sebagainya.
Shalat sunah istisqa itu bolehdiulang kembali untuk yang kedua kalinya dan lebih banyak lagi dari yang sudah dilaksanakan, jika mereka belum dikaruniai hujan hingga Allah mengaruniai mereka hujan.
Maka
bagi imam dan orang yang sepadan dengannya, sunah memerintahkan kepada
mereka supaya bertaubat, dan bagi mereka harus taat mengikuti
perintahnya, sebagaimana yang telah difatwahkan oleh Imam Nawawi. Dan
sebenarnya bertaubat dari dosa itu hukumnya wajib, baik imam perintah
kepada mereka untuk bertaubat atau tidak ada suatu keharusan bagi
mereka.
Serta
memerintahkan pula kepada mereka untuk bersedekah dan keluar untuk
menghentikan diri dari berbagai perbuatan lalim atau durhaka kepada
sesama hamba (manusia), dan supaya berdamai (bersikap baik) terhadap
musuh-musuhnya, dan berpuasa selama tiga hari sebelum tibanya hari
ketentuan untuk keluar rumah menuju arena shalat. Jai termasuk dengan saat hari keluar itu (saat tanggal main), puasa yang dilaksanakan adalah 4 hari.
Kemudian
pada hari yang keempat itulah, imam beserta mereka atau anggota jama’ah
keluar dalam keadaan berpuasa, tidak memakai wangi-wangian dan tidak
pula berdandan. Tetapi mereka hendaklah keluar dalam keadaan pakaian
yang biasa dipakai sehari-hari, yakni pakaian yang biasa dipakai waktu
bekerja (baju gelangsaran dalam bahasa jawa).
Disertai
pula bersikap khusyu’, tunduk merendahkan diri dan merasa hina. Dan
hendaknya mereka keluar bersama-sama dengan anak-anak kecil, orang-orang
yang sudah tua dan juga orang-orang yang sudah sangat tuannya (sudah
rentah), dan juga bersama-sama binatang peliharaannya.
Dan shalatlah imam atau penggantinya tadi bersama-sama mereka (anggota jama’ah), sebanyak 2 rakaat sebagaimana layaknya shalat 2 hari raya.
Tata Cara Shalat sunah Istisqa
Tata cara shalat
sunah istisqa yaitu seperti membaca do’a iftitah, membaca do’a
ta’awwudz dan bertakbir 7 kali di dalam rakaat yang pertama, dan
bertakbir 5 kali di dalam rakaat yang kedua disertai dengan mengangkat
kedua tangannya.
Kemudian
imam di sunahkan berkhutbah sebanyak dua kali, sebagaimana layaknya dua
khutbah dua hari raya, di dalam hal rukun-rukun dan lainnya. Tetapi
imam hendaklah memohon ampunan kepada Allah SWT dari segala dosa di
dalam kedua khutbahnya. Sebagai gantinya takbir yang terdapat
dipermulaan dua khutbahnya, di dalam dua khutbah dua hari raya. Oleh
karena itu, hendaklah imam memulai khutbahnya yang pertama dengan
membaca istighfar sebanyak 9 kali. Sedangkan khutbah yang kedua membaca
istighfar sebanyak 7 kali.
Bentuk lafadz ucapan istighfar itu adalah:
“Astaghfirullaahal ‘Azhiim, Al-ladzi Laa ilaahaillahuwal hayyul qayyum waatuubu ilaihi.”
Artinya:
“Aku memohon ampunan (dari segala dosa) kepada Allah yang Maha Agung,
yang Tiada Tuhan yang hendak disembah melainkan Dia, yang Maha Hidup
lagi Mmaha Berdiri sendiri. Dan kepada-Nya lah aku bertaubat.”
Dua khutbah tadi dilaksanakan setelah shalat
dua rakaat. Dan hendaklah seorang khatib memindahkan selendangnya, maka
ia hendaklah menjadikan selendang bagian kanan ke tempat selendang
bagian kiri. Dan bagian atas selendang dijadikan ke tempat bagian bawah
selendang. Dan demikian pula orang-orang yang lain, mereka hendaklah
memindah selendang-selendang mereka seperti seorang khatib tadi memindah
selendangnya.
Imam
yang berkhutbah tadi, hendaklah memperbanyak berdo’a dengan suara pelan
dan sesekali dengan nada suara yang keras. Maka sekiranya soerang
khatib tadi merendahkan suaranya, para jama’ah pun hendaklah mengikuti
merendahkan suaranya dengan berdo’a. Dan sekiranya khatib mengeraskan
suaranya, maka hendaknya mereka menyambut dengan membaca “amin” atas
do’anya khatib tersebut.
Dan khatib tersebut hendaknya memperbanyak membaca istighfar dan membaca firman Allah yang berbunyi:
“Istaghfiruu Rabbakum Innahu Kaana Ghaffaara,Yursilis samaa’a ‘alaikum midraara.”
Artinya:
“Memohon ampunlah kamu semua kepada Tuhanmu, Dia-lah sesungguhnya yang
Maha Pengampun yang menurunkan hujan dari langit untuk kamu semua dengan
hujan yang deras.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar